cover
Contact Name
Dr. Evi Mu'afiah
Contact Email
muafiahevi@gmail.com
Phone
(0352) 481277
Journal Mail Official
-
Editorial Address
LPPM IAIN Ponorogo Jl. Pramuka No.156 Ponorogo
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Kodifikasia: Jurnal Penelitian Islam
ISSN : 19076371     EISSN : 25279254     DOI : -
Kodifikasia: Jurnal Penelitian Islam is a journal based on Islamic research published by Institute for Research and Community Services, State Islamic Institute of Ponorogo. This journal first published in 2007 to facilitate the publication of research, articles, and book review. The Journal issued biannually in June and December.
Articles 7 Documents
Search results for , issue " Vol 5, No 1 (2011)" : 7 Documents clear
DAMPAK KETIDAKHADIRAN IBU TKW TERHADAP PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS REMAJA Amalia, Lia
Kodifikasia Vol 5, No 1 (2011)
Publisher : Kodifikasia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (a) Mendeskripsikan perasaan remajatentang kepergian ibu TKW, (b) Mendeskripsikan persepsi remajatentang pekerjaan ibu sebagai TKW, (c) Mendeskripsikan perilakuattachment (keterikatan) remaja yang memiliki ibu TKW, dan (d)Mendeskripsikan self-esteem (harga diri) remaja yang memiliki ibuTKW khususnya yang bersumber dari keluarga. Jenis penelitianyang dilakukan adalah penelitian kualitatif studi intrinsik, dimanapenelitian dilakukan karena ketertarikan atau kepedulian padasatu kasus khusus. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (a)Keempat subjek merasakan kesedihan saat ditinggalkan oleh sangibu pada awalnya (saat masih anak-anak), namun berangsur-angsurtiga subjek (H, P, dan D) bisa beradaptasi sehingga saat remajadapat menerima keadaan tersebut. Hanya ada satu subjek (A) yangsampai saat ini masih terus merasa sedih dengan kepergian ibunya,hal ini ada kaitannya dengan ketidaktersedian figur attachmentpengganti sang ibu dari keluarga. (b) Tiga subjek (A, H, dan P)memiliki persepsi positif mengenai pekerjaan sang ibu sebagai TKW(pekerjaan mulia, halal, sumber keuangan, pahlawan keluarga, danpahlawan devisa) sedangkan satu subjek (D) menilai sebenarnyapekerjaan ibunya sebagai TKW kurang layak tetapi ini adalahpekerjaan yang halal. (c) Tiga subjek (H, P, dan D) menemukanfigur attachment pengganti setelah kepergian sang ibu dari keluarga.Sedangkan subjek A tidak menemukan figur attachment penggantiibu dari pihak keluarga sehingga ia mencari figur attachment dariluar keluarga (sahabat A beserta keluarganya). (d) Self esteemdipengaruhi kuat oleh keharmonisan keluarga. Dari 4 subjek, hanyasatu (P) yang merasa bahwa keluarganya harmonis meskipun ibubekerja sebagai TKW. 3 subjek lainnya (A, H, dan D) menilai bahwa keluarga mereka tidak harmonis. Kondisi keluarga yang tidakharmonis tidak mendukung terbangunnya self-esteem yang positifsehingga bisa disimpulkan bahwa self-esteem dari aspek keluargapada subjek A, H, dan D adalah negatif.
KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGA MA ISLAM DALAM MELAKSANAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (Studi kasus di MTsN Ponorogo)
Kodifikasia Vol 5, No 1 (2011)
Publisher : Kodifikasia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberagaman kemampuan guru dalam penguasaan materipembelajaran atau bahan ajar dan penerapannya dalam prosesbelajar mengajar akan berdampak pada munculnya keragamanpencapaian kompetensi peserta didik pasca pembelajaran. Duakompetensi guru yang secara langsung berkaitan dengan prosesbelajar mengajar yaitu komopetensi pedagogik dan profesional.Dengan demikian, penguasaan kompetensi pedagogik danprofesional menjadi suatu keharusan bagi setiap guru. Kompetensipedagogik berkaitan dengan kemampuan guru dalam merancangdan melaksanan pembelajaran di kelas. Sedangkan kompotensiprofesional bagi guru adalah menyangkut tingkat penguasaan materiatau bahan ajar serta pengembangannya.Penelitian ini bertujuan mengungkap dua kompetensi gurupendidikan agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Negeri Ponorogo.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pola studikasus. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket,observasi, interview dan dokumentasi. Pemilihan dan pemilahansubjek penelitian menggunakan purposive. Responden yang terlibatdalam penelitian sebanyak 250 orang dengan rincian, seorangkepala Madrasah, lima orang guru pendidikan agama Islam yangmeliputi guru mata pelajaran Aqidah-Akhlaq, al-Qur’an Hadits,Fiqih, Sejarah kebudayaan Islam (SKI) dan mata pelajaran BahasaArab. Analisis data menggunakan analisis Deskriptif kualitatifdengan dukungan data kuantitatif.Hasil dari penelitian ini adalah guru-guru pendidikan AgamaIslam di Madrasah Tsanawiyah Negeri Ponorogo pada umumnyatelah memenuhi kompetensi pedagogik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya rerata skor kompetensi pedagogik sebesar 62, 60 diatas rerata skor idealnya yang sebesar 52,50. Rerata skor tersebutberkategori positif atau baik. Sedangkan kompetensi profesionalnyamasih belum terpenuhi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya rerataskor kompetensi profesional sebesar 28,20 berada dibawah rerataskor idelanya. Rerata skor ini yang berada di bawah rerata skor idealyang sebesar 30 sehingga kategorinya negatif/kurang.
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TERSANGKA ANAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MELINDUNGI HAK ASASI ANAK (Studi di Wilayah Kepolisian Resot Kabupaten Ponorogo) Mahfiana, Layyin
Kodifikasia Vol 5, No 1 (2011)
Publisher : Kodifikasia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kepribadian seorang anak sebagai individu belum matang sehinggamudah terkena pengaruh dari luar sehingga memungkinkan merekauntuk berperilaku, menyimpang antara lain adanya dampak negatifdari perkembangan pembangunan, pembangunan yang cepat, arusglobalisasi di bidang komunikasi dan informasi, kemajuan ilmupengetahuan dan teknologi serta perubahan gaya hidup sebagianorang tua, anak kurang memperoleh kasih sayang, asuhan, bimbingandan pembinaan dalam pengembangan sikap, perilaku, penyesuaiandiri, serta pengawasan dari orang tua, wali, atau orang tua asuh.Apabila hal tersebut dibiarkan, dapat mengakibatkan terjadinyapelanggaran hukum yang dilakukan oleh anak. Penyimpangan danpelanggaran tersebut jika dilakukan, maka anak tersebut dikatakansebagai anak nakal. Dalam menghadapi dan menanggulangiperbuatan dan tingkah laku anak nakal ini perlu dipertimbangkankedudukan anak dengan segala ciri dan sifatnya yang khas.Meskipun dalan realitanya kedudukan anak dengan ciri dan sifatyang khas ini seringkali dilanggar oleh penegak hukum, sehinggaanak kehilangan hak asasinya.Berdasarkan latar belakang di atas, penulis melakukan penelitiandengan mengambil permasalahan, bagaimanakah perlindunganhukum terhadap tersangka anak dalam proses penyidikan dikepolisian?; faktor‑faktor apa saja yang menjadi penghambatperlindungan hukum terhadap tersangka anak dalam prosespenyidikan di kepolisian. Jenis data yang digunakan dalam penelitianini adalah data primer yang diperoleh dari hasil pengumpulan datadi lapangan serta data sekunder yang diperoleh dari hasil-hasilpenelitian terdahulu maupun beberapa literatur. Pengumpulan data primer dilakukan dengan beberapa cara yaitu: wawancaramendalam (indepth interview) dan dokumentasi. Data yang berhasildikumpulkan kemudian dianalisis dengan model interaktif.Hasil Penelitian di lapangan menjelaskan bahwa 1) Dalam prosespenyidikan, guna melindungi hak asasi anak, anak mempunyaibeberapa hak diantaranya hak untuk segera diperiksa; penyidikwajib meminta pertimbangan atau saran dari pembimbingkemasyarakatan; penyidik tidak memakai pakaian dinas; hak anakyang dikenakan upaya paksa penahanan, maka tempat tahanananak harus dipisahkan dari tempat tahanan orang dewasa, danselama anak ditahan, kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial anakharus tetap dipenuhi; hak mendapatkan bantuan hukum dariseorang atau lebih penasihat hukum selama dalam waktu danpada setiap tingkat pemeriksaan; hak untuk memberi keterangandalam keadaan bebas, tidak butuh waktu lama, menggunakanbahasa lugas dan dimengerti anak; dalam penyidikan anak perludirahasiakan; dan lamanya waktu penahanan. Hak-hak tersebutdiatas, dalam prakteknya tidak semuanya terpenuhi dengan baikdengan beberapa alasan, diantaranya keterbatasan personel,ruangan yang terbatas, prosedur yang lambat, keterbatasandana dan kurangnya kesadaran dari penyidik; 2)Faktor-faktoryang menjadi penghambat perlindungan hukum terhadap anakdiantaranya rata-rata tersangka anak itu adalah anaknya golonganmenengah kebawah, jadi tidak mampu membayar pengacara;Dalam proses penyidikan terkadang penyidik juga susah memintaketerangan kepada anak; Dalam aturan kasus anak harus tertutuptetapi dalam realitanya media selalu mencari cari berita, akhirnyaterexpose; Belum maksimalnya peran PPT (Pusat PelayananTerpadu) sehingga visum untuk perbuatan tindak pidana (korban/pelaku) khususnya anak harus bayar sendiri dan hasilnya kadangmembutuhkan waktu lama; Ruangan pemeriksaan dan shelter yangterbatas; Belum adanya LSM yang benar-benar konsen menanganimasalah anak yang bermasalah dengan hukum; Selama ini PPTterfokus pada perlindungan korban, sedangkan dalam aturan danprakteknya juga, masih sangat minim sekali perlindungan terhadappelaku terutama masalah pelayanan kesehatan.
PARENTING DAN HAK ASASI ANAK PERSPEKTI F KYAI DI PONOROGO Maulidia, Rahmah
Kodifikasia Vol 5, No 1 (2011)
Publisher : Kodifikasia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gabriela Mistral, pendidik, diplomat dari Chile, penerima nobelsastra 1945, mengatakan bahwa “esok sudah terlambat, yangterpenting buat anak adalah hari ini. Hari ini tulang anak sedangdibentuk, darahnya sedang dibuat, dan perasaannya sedangdibangun.” Pernyataan ini membangunkan komitmen seluruhmanusia untuk peduli pada anak hari ini. Karena mereka adalahmakhluk rentan yang tidak punya kuasa untuk melawan hegemonimanusia dewasa.Indonesia juga telah meratifikasi Konvensi Hak Anak. Ada empatprinsip utama dalam Konvensi Hak Anak (KHA) tersebut: 1). Nondiskriminasi; 2). Prinsip yang terbaik bagi anak ; 3). Hak untukhidup dan berkembang, serta 4). Hak untuk ikut berpartisipasi. Yangdimaksud dengan prinsip non-diskriminasi artinya tidak membedakananak berdasarkan asal-usul, suku, agama, ras dan sosial ekonomi.Sedangkan yang dimaksud dengan prinsip kepentingan terbaik bagianak adalah bahwa dalam semua tindakan yang menyangkut anakyang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, badan legislatif, danbadan yudikatif, maka kepentingan yang terbaik bagi anak harusmenjadi pertimbangan utama.Penelitian ini menelaah parenting perspektif kyai, dengan tigapertanyaan inti yang diajukan yaitu; pertama, bagaimanapandangan para kyai tentang konsep parenting dan Hak AsasiAnak; Kedua, bagaimana dan sejauhmana peran kyai membangunkesadaran parenting, hak asasi dan perlindungan anak, ketiga,bagaimana pendapat mereka melihat fenomena sosial menyangkutpekerja anak (child labour), pekerja seks anak (prostituted children),perdagangan anak (child trafficking), perlakuan kekerasan (violation)dan penyiksaan (turtore) terhadap anak.Masing-masing kyai memiliki konsep yang khas tentang parenting dan HAM anak. Argumentasi yang dibangun dideduksi dari al-Qur’andan hadis. Dalil yang digunakan adalah surah al-Fatihah, QS at-Tahrim : 6, QS. Al-A’raf : 189, QS al-Baqarah : 233, dan hadishadispendidikan. Semua kyai memprihatinkan kasus kekerasanseksual dan pemukulan pada anak. Namun peran keterlibatan dansosialisasi yang dilakukan minimalis. Menurut mereka persoalanini dapat diselesaikan dengan membangun sikap orangtua yangberilmu (well-educated). Namun solusi yang ditawarkan ini belummenjadi aksi nyata dengan membentuk wadah sekolah parentingbagi orangtua atau sejenisnya.
PERAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DI KABUPATEN PONOROGO Rofiah, Khusniati
Kodifikasia Vol 5, No 1 (2011)
Publisher : Kodifikasia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah bentuk pemberdayaan ekonomi umat adalah denganmengembangkan kewirausahaan yang dilakukan oleh rakyat kecilyang sering disebut dengan istilah usaha kecil mikro (UKM). LembagaKeuangan Mikro (LKM) merupakan lembaga keuangan yang secaranaluriah lebih cocok dengan UKM, dikarenakan menyediakan jasajasakeuangan bagi penduduk yang berpendapatan rendah dantermasuk dalam kelompok miskin. Di kabupaten Ponorogo, lembagakeuangan mikro yang banyak berperan dalam pemberdayaan ekonomimasyarakat adalah BMT dan KSP. Dalam hal ini yang dijadikansampel adalah BMT Surya mandiri dan KSP Baku Makmur.Hasil penelitian menunjukkan pemberdayaan ekonomi umat yangdilakukan oleh BMT Surya Mandiri dalam bentuk penghimpunandan penyaluran dana (pembiayaan) masuk dalam tahapan inisiatorsaja, belum masuk pada tahapan fasilitator dan pendampingan.Sedangkan pemberdayaan ekonomi umat yang dilakukan olehKSP Baku Makmur selain dalam bentuk penghimpunan danpenyaluran dana, juga pemberdayaan dalam bentuk pembinaandan pendampingan kelompok ekonomi perempuan berkaitan denganmanajemen usaha anggota dan ekonomi rumah tangga. Dalamhal ini pemberdayaan yang dilakukan KSP Baku Makmur sudahmasuk tahapan inisiator, fasilitator dan pendampingan. Proseduralpemberian pembiayaan atau pinjaman produktif bagi UKMdi BMT Surya mandiri maupun di KSP Baku Makmur sangatmudah dan cepat, walaupun keduanya mewajibkan persyaratanadanya jaminan. Dalam melakukan pembiayaan terhadap UKM,BMT Surya mandiri menggunakan sistem mud}a>rabah, denganmenentukan besarnya bagi hasil berdasarkan besarnya pokokpinjaman bukan laba. Sementara KSP Baku makmur menggunakan sistem bunga yang ringan. Dampak pemberdayaan ekonomi yangdilakukan oleh BMT maupun KSP adalah secara tidak langsungdapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan menciptakanlapangan kerja.
Menggugat Perkawinan: Transformasi Kesadaran Gender Perempuan dan Implikasinya terhadap Tingginya Gugat Cerai di Ponorogo Ulfah, Isnatin
Kodifikasia Vol 5, No 1 (2011)
Publisher : Kodifikasia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena tingginya gugat cerai di Ponorogo sudah melampauiprilaku perceraian konvensional, talak. Hingga medio Juli 2010,dari 789 kasus perceraian yang terjadi di Ponorogo, 483 kasusmerupakan gugat cerai, sisanya 306 cerai talak. Fenomena inimenarik untuk diteliti, mengingat selama ini dalam tradisi keluargakonvensional, perempuan selalu menjadi objek perceraian, bahkankorban perceraian. Meskipun fakta di persidangan, sebagaimanadilansir Humas Pengadilan Agama Ponorogo, menunjukkanbahwa faktor penyebab tingginya gugat cerai adalah kemandirianekonomi perempuan, tapi menurut asumsi penulis kemandiriandan persoalan ekonomi bukanlah faktor yang sebenarnya. Adafakta yang lebih dalam dari sekedar persoalan ekonomi, yaitukesadaran dan pemahaman gender pelaku gugat cerai yang sudahmengalamai transformasi. Dalam konteks inilah, penelitian inimerumuskan pertanyaan mendasar: Apakah keputusan gugatcerai ditentukan oleh tingkat pemahaman dan kesadaran genderpelakunya, dan bagaimana persepsi perempuan subyek gugatcerai terhadap relasi gender? Menggunakan metode kualitatif,penulis melakukan riset terhadap 5 informan subyek gugat cerai.Pendekatan fenomonologis dan perspektif feminis digunakan untukmembaca dan menganalisis data-data lapangan yang diperolehdari hasil in-dept inteviw dan observasi berperan serta. Hasil risettersebut menghasilkan kesimpulan: Keputusan gugat cerai sangatditentukan oleh transformasi pemahaman dan kesadaran genderpara pelakunya. Mereka menolak semua jenis ketidakadilan gender--stereotipe, diskriminasi, subordinasi, marjinalisasi, dan kekerasan berbasis gender. Meskipun begitu, para informan tetap memandanglembaga perkawinan sebagai lembaga yang sakral karena merekapada umumnya mendambakan perkawinan menjadi lembaga yangadil bagi perempuan.
RITUA L DI MAKAM KI AGENG BESARI TEGA LSARI JETIS PONOROGO Djuhan, Muhammad Widda
Kodifikasia Vol 5, No 1 (2011)
Publisher : Kodifikasia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena ziarah makam merupakan tradisi turun-temurun dansudah berakar kuat di kalangan umat Islam. Meskipun muncul kritikyang mencurigai praktek semacam itu dapat menodai tauhid, tetapidalam faktanya kegiatan mengunjungi makam-makam tidak pernahpudar sama sekali bahkan cenderung makin ramai terutama setelahterbukti makin ‘keramat’-nya makam yang diziarahi itu. Penelitianlapangan yang mengambil lokasi di makam Ki Ageng BesariTegalsari Jetis di Ponorogo ini menyoroti bentuk-bentuk keyakinandan ritual yang dipraktekkan para peziarah. Kenyataannya,kepercayaan peziarah memang sangatlah mengkeramatkan makamKi Ageng Besati tegalsari tersebut. Meskipun demikian, kepercayaantersebut tidaklah tunggal karena sangat tergantung pada polapikir, pemahaman keagamaan dan tradisi yang melingkupinya.Penelitian ini sampai pada kesimpulan adanya tiga model kategori;kepercayaan yang berbasis pada pola tradisional Islam, kepercayaanmistis yang berbasis pada tradisi, dan kepercayaan yang berdasarpada pemikiran-rasional belaka. Berbagai ragam kepercayaan inimenunjukkan bahwa kita tidak bisa membuat klaim-klaim sepihakkepada para peziarah makam.

Page 1 of 1 | Total Record : 7